BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan ,keberadaan sistem informasi merupakan
salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas itu sendiri. Kedua
hal tersebut memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk
karakteristik dunia pendidikan. Hubungan kedua aspek itu dimana pendidikan
sebagai penggerak dari sistem pendidikan informasi.
Seiring
majunya peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi yang cenderung
vertikal, tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial. Permasalahan
sosial selalu timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus globalisasi.
Sarlito W. Sarwono, menyatakan bahwa:
Maju
dan berkembangnya peradaban dunia juga mempengaruhi alat pendukungnya,
diantaranya adalah teknologi komunikasi yang penggunaanya sebagai alat bantu
untuk memproses dan mentransfer perangkat data informasi yang dibutuhkan,
teknologi komunikasi pula sebagai sebab ru dari luar yang pada gilirannya norma
dan nilai baru ini masuk ke dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.[1]
Era
baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan yang
berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia
pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
Sistem
informasi manajemen marupakan sistem operasional yang malaksanakan
beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan
operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.[2] Penerapan sistem informasi
manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak dijumpai. Selain seperti
pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia
pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi
sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Gordon
B. Davis dalam Zulkifli Amsyah menyatakan bahwa informasi adalah data yang
sudah diproses menjadi bentuk yang berguna bagi pemakai, dan mempunyai nilai
pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan atau untuk
prospek masa depan.[3] Definisi ini menekankan kenyataan
bahwa data harus diproses dengan cara-cara tertentu untuk menjadi informasi
dalam bentuk dan nilai yang berguna bagi pemakai.
Seiring
berkembangnya teknologi pun mendukung sistem informasi manajemen menjadi
semakin meningkat. Seperti halnya pada saat penerimaan murid baru. Kini pun
sudah banyak sekolah maupun universitas menggunakan pendaftaran sistem online.
Dimana sistem ini memudahkan calon siswa untuk mendaftar ke sekolah tesebut.
Calon siswa hanya memasukkan syarat-syarat berkas yang harus dipenuhi, dan dari
pihak sekolah dapat dengan mudah menyeleksi data dari calon siswa yang
terpenuhi, misalnya seleksi dari Nilai Ebtanas Murni (NEM) calon siswa. dan
juga pembagian kuota antara sekolah dari kabupaten maupun kota. Demikian para
calon siswa pun dapat memantau apakah NEM dalam posisi aman atau tidak.
Zulkifli
Amsyah menyatakan bahwa Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak
jaringan, sekarang lebih meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kecepatan
pekerjaan dan pelayanan pelanggan.[4] Pemanfaatan sistem informasi
manajemen lainnya yaitu penyebaran informasi dari web. Sekolah maupun
universitas dapat memberikan layanan informasi yang berintegrasi dengan
pendaftaran. Visi dan misi, profil, fasilitas, keunggulan, serta
laporan-laporan yang berguna bagi pengambilan keputusan dan perencanaan, baik
laporan yang bersifat khusus maupun umum dapat di informasikan dari web dengan
tampilan menuuser-friendly yang dapat memudahkan calon pendaftar
untuk mendapatkan informasi.
B. Rumusan Masalah
Berawal
dari deskripsi latar belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok
permasalahan yang akan dijadikan kajian utama dalam makalah ini adalah
bagaimana teknologi informasi untuk keunggulan bersaing lembaga pendidikan
Islam? Untuk mengkaji pokok permasalahan tersebut maka penulis mem-breakdawn ke
dalam beberapa submasalah yaitu:
1. Apa
pengertian lingkungan pendidikan ?
2. Bagaimana
teknologi informasi dapat mendorong keunggulan bersaing lembaga pendidikan ?
3. Bagaimana
menciptakan keunggulan bersaing lembaga pendidikan ?
4. Bagaimana
teknik informasi sebagai aset utama lembaga pendidikan dalam jangka panjang ?
C. Tujuan penulisan
Adapun
tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
menjelaskan definisi Lingkungan Pendidikan di Era Globalisasi.
2. Untuk
menjelaskan perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan.
3. Untuk menjelaskan positif teknologi terhadap dunia pendidikan.
4. Untuk menjelaskanpengaruh negatif teknologi terhadap dunia pendidikan.
D. Manfaat penulisan
Adapun
tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di STIT
QURROTA A’YUN ini dengan membuat makalah secara ilmiah dan sistematis.
2. Dapat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan informasi yang diperlukan untuk
meningkatkan iLearning di STIT QURROTA A’YUN ini.
3. Dapat melakukan
pengembangan Media Aplikasi Sistem Informasi, guna kebutuhan masyarakat dan
Lembaga Pendidikan pada khususnya,
4. Untuk memperluas
wawasan dan pandangan mahasiswa/i terhadap prospek kemajuan teknologi dan
perkembangan informasi bagi daya saing bagi Lembaga-lembaga Pendidikan
II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pendidikan
Di era
globalisasi sekarang ini, peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu
prioritas sehubungan dengan persaingan antarsumber daya manusia. Sumber daya
manusia yang unggul dan berkualitas dapat berimbas pada peningkatan kualitas
pendidikan suatu negara yang kemudian memberikan konstribusi pada peningkatan
tarap hidup bangsa.[5] Dalam dunia Pendidikan, keberadaan sistem
informasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas pendidikan itu tersendiri. Kedua domain ini memiliki tingkat
ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk karakteristik dunia pendidikan
itu tersebut, manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut di
mana pendidikan sebagai penggerak (Drive) terhadap sistem
informasi pendidikan, sedangkan sistem informasi pendidikan akan menjadi
penentu kinerja pendidikan. Dalam hal ini terdapat persepektif yang melihat
bahwa dunia pendidikan dan sistem informasi berada dalam lingkungan mikro
lembaga-lembaga pendidikan, juga merupakan bagian makro dunia pendidikan secara
keseluruhan.
Peran
masyarakat, dan globalisasi merupakan berbeda contoh komponen mikro yang
prilakunya yang tidak dapat dikendalikan oleh sebuah lembaga pendidikan. Kedua
persefektip di atas harus dapat di pelajari dan di analisis agar dapat
memberikan gambaran mengenai keberadaan lingkungan mikro dan makro tempat
beroperasinya sistem informasi pendidikan. Lebih jauh lagi hal ini dapat
membantu para pengambil kebijakan bidang pendidikan dalam memutuskan strategi
apa yang tepat untuk di terapkan dalam pengendalian dan monitoring terhadap
komponen-komponen pendidikan. Ada sebuah kerangka pemikiran yang dapat melihat
di mana sebenarnya posisi sistem informasi dalam kerangka mikro dan makro
lembaga pendidikan.
Dalam
suatu lembaga pendidikan memiliki komponen-komponen yang di perlukan untuk
menjalankan oprasional pendidikan, seperti siswa/mahasiswa, sarana-prasarana,
struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya
organisasi, adapun sistem organisasi terdiri dari komponen-komponen pendukung
lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang di butuhkan pihak pengambil
keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan.
Sistem
informasi terbentuk dari komponen-komponen perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan perangkat manusia (brainware),
dalam
teori manajemen untuk menjalankan suatu lembaga pendidikan, strategi lembaga
pendidikan dan strategi sistem informasi harus saling mendukung sehingga dapat
menciptakan keunggulan bersaing(competitive advantage) lembaga
pendidikan yang bersangkutan, jika dilihat dari perspektif makro, di luar
lembaga pendidikan terlihat ada dua dominan, yaitu lembaga pendididkan pesaing
dan sistem informasinya yang memiliki komponen yang sama, selain itu terdapat
komponen pemerintah sebagai penyusun kebijakan dan peraturan bidang pendidikan,
masyarakat, dan lain sebagainya, komponen lembaga pendidikan external ini secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap komponen lembaga pendidikan
secara internal. Dari sistem informasi, faktor eksternal yang adalah
perkembangan teknologi, baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Beberapa
hal yang perlu di analisis lebih lanjut adalah sebagai berikut :
a.
Sebuah lembaga pendidikan haya dapat mengontrol komponen-komponen dari domain
internal, baik yang berhubungan dengan oprasional pendidikan maupun sistem
informasi. Lingkungan ekternal lainnya sama sekali di luar pengendalian lembaga
pendidikan.
b.
Pada kenyataannya komponen ekternal sangat mempengaruhi komponen internal
lembaga pendidikan seperti kebijakan pemerintah dalam menetapkan anggaran
pendidikan yang sangat integral mempengaruhi perubahan strategi lembaga
pendidikan.
c. Dari kempat kuadran yang ada yang paling cepat
mengalami perubahan adalah kuadran sistem
infomasi sistem informasi pada domain
ekternal, karna hampir semua sistem informasi
menggambarkan pesatnya kemajuan teknologi
informasi dan gerafik yang bersifat eksponensial.
d.
Jika ramalan para ahli di bidang teknologi informasi tentang masa depan yang
menyatakan bahwa revolusi besar-besaran dalam kehidupan manusia akan terjadi.
Abad informasi diikuti oleh abad bioteknologi yang akan menghasilkan lingkungan
makro yang sama sekali jauh berbeda dengan yang saat ini dan secara mikro
dampak tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan setiap individu dalam
beriorentasi maupun berprilaku.
B. Teknologi
Informasi untuk mendorong keunggulan bersaing Lembaga Pendidikan
Banyak
pendapat mengatakan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu senjata
pesaing. Hal ini tidak perlu diragukan lagi karna saat ini teknologi informasi
telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktifitas oprasional
lembaga pendidikan, hampir di setiap lembaga pendidikan telah tampak fenomena
bahwa yang menjadi kriteria pilihan masyarakat saat ini adalah lembaga
pendidikan yang telah memiliki perangkat teknologi informasi sangat memadai
dalam berbagai aktivitas operasional lembaga pendidikan tersebut. Hal itu di
sebabkan oleh salah satu unsur penilaian masyarakat tentang kualitas pendidikan
saat ini dapat di lihat dari kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam
menyajikan jasa pendidikan diantaranya menggunakan teknologi informasi.
Setidaknya teknologi informasi yang berguna bagi dunia pendidikan bisa
menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan memiliki nilai tambah sehingga
dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual(sellable) tinggi.
Untuk
mengidentifikasi daya saing lembaga pendidikan yang marketable dan sellable,
ada beberapa kekuatan yang harus menjadi prioritas perhatian para pengambil
kebijakan lembaga pendidikan karena adanya para pesaing lembaga pendidikan yang
secara ofensivedan defensive menggunakan teknologi
informasi.
1. Ancaman
pertama biasanya datang dari para pesaing yang lama
Pesaing
lama yaitu kumpulan lembaga pendidikan yang menawarkan program pendidikan yang
relatif sama di mata masyarakat pengguna jasa pendidikan. Secara prinsipil
teknologi yang di jalankan terhadap program pendidikan yang sama ini bagaimana
menciptakan program pendidikan yang harganya terjangkau, kualitasnya baik, dan
disajikan tepat waktu (on time), yang menjadi ancaman disini adalah
jika para pesaing telah menggunakan teknologi informasi untuk menyajikan
program pendidikan yang Cheaper, better, maupun Faster,
2.
Ancaman dari lembaga pendidikan pendatang baru (threat of new entrant)
Datangnya
pendatang baru dalam lembaga dunia pendidikan merupakan jenis ancaman kedua
bagi setiap lembaga pendidikan. Dalm era globalisasi infromasi lembaga
pendidikan baru adalah lembaga pendidikan yang secara fisik datang dan berada
pada lingkungan (lokal, regional, maupun nasional) lembaga pendidikan tersebuat
berada di Negara lain dan kekuatan informasinya dapat menawarkan program
pendidikan melalui jalur komunikasi internet.
3.
Ancaman lembaga pendidikan yang menawarkan jasa pendidik pengganti (threat
of substitute educations service)
Ancaman
ini datang dari kekuatan teknologi informasi untuk mencipatakan program
pendidikan pengganti.
4.
Kekuatan tawar-menawar Pemasok/masyarakatyang membutuhkan jasa pendidikan(bargaining
power of suppliers)
Jika
sebelumnya datang secara langsung dari para pesaing lembaga pendidikan yang
bersangkutan, ancaman keempat berasal dari komponen rekan yang merupakan
pemasok. Dalam hal ini masyarakat calon pengguna jasa pendidikan (calan siswa)
atau calon jasa penyaji pendidikan (Pendidik) berkempentingan untuk menciptakan
jasa pendidikan yang berkualitas. Jika masyarakat tersebut memutuskan hubungan
atau tidak memilih lagi lembaga pendidik tertentu maka lembaga pendidikan yang
bersangkutan tidak akan surviv bahkan akan mengalami penurunan
jumlah siswa.
5.
Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of buyer)
Komponen
ancaman berikutnya yaitu berasal dari (masyarakat) pengguna jasa
pendidikan.
C. Menciptakan keunggulan bersaing
Lembaga Pendidikan
Salah
satu fasilitas yang ditawakan oleh teknologi informasi dalam dunia pendidikan
adalah pembentukan jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas. Ada tiga jenis jaringan yang bisa
dibentuk dalam jaringan komunikasi antar lembaga pendidikan yaitu internet,
internal dan ekternal.
Sistem
antarorganisasi (inter organizational system/IOS) akan
terbentuk jika dua atau lebih organisasi (lembaga pendidikan) kerja sama dalam
pemakaian teknologi informasi. Secara integral ada tiga jenis sistem yang di
tawarkan lembaga pendidikan untuk mengimplementasikan IOS. Yaitu sebagi berikut
:
a.
Internet : jaringan internal lembaga pendidikan yang menghubungkan antara
kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah secara geografis, baik lokal
maupun regional
b.
Internal : jaringan komputer publik yang beriorentasi sebagai penghubung
lembaga pendidikan dengan para pengguna program pendidikan atau calon siswa
atau mahasiswa.
c.
Ekternal : jaringan yang digabung sebagai alat komunikasi antar lembaga
pendidikan dan lembaga pendukungnya, seperti departemen pendidikan, masyrakat,
pemerintah dan dunia usaha.
Lembaga
pendidik yang terkait untuk melakukan IOS memiliki alasan popular yang
mendasarinya, yaitu sebagi berikut :
1.
Program Baru (New Programme)
Tujuan
di adakan kerjasama antarlembaga pendidikan adalah untuk menghasilkan jasa
pendidikan yang tidak mungkin dihasilkan oleh lembaga pendidikan jika berdiri
sendiri.
2.
Pelayanan Baru (New Service)
Selain
sebagai pelayanan pendidikan yang bersifat fisik, pelayanan baru juga mungkin
ditawarkan oleh lembaga pendidikan yang bekerja sama.
3.
Efesiensi
Alasan mengadakan kerjasama
antarlembaga pendidikan, yaitu efesiensi (terlaksananya proses yang lebih murah
dan cepat)
4.
Hubungan antar lembaga pendidikan dan masyarakat
Bentuk
kerjasam lain terjadi antar lembaga pendidikan dan masyarakat, baik sebagai
penyedia calon siswa atau mahasiswa untuk lembaga pendidikan ataupun sebagai
pengguna jasa pendidikan tersebut.
5. Outsercing (menggunakan
jasa lain untuk membantu melakukan aktivitas pendidikan)
Lembaga
pendidikan dalam menjalankan aktivitasnya tidak terlepas dari berbagai
keterbatasan, baik keterbatasan sumber daya manusia, modal, maupun sarana
prasarana, jika lembaga pendidikan tidak memiliki tenaga ahli untuk memperbaiki
atau memelihara peralatan kantor, dapat digunakan perusahaan jasa di bidang
pemeliharaan alat-alat kantor, seperti komputer.
6.
Membangun citra lembaga pendidikan (Image building)
Masih
banyak alasan untuk memutuskan diadakannya kerjasama, baik dengan lembaga
pendidikan yang sama maupun lembaga lain yang dapat menunjang kelancaran
aktivitas lembaga pendidikan tersebut. Salah satunya adalah bagaimana
meningkatkan cirta lembaga pendidikan, terutama di era globalisasi.
7.
Operasi bersama (Jiont Opreration)
Operasional
yang dilakukan bersama-sama antar lembaga baik antarlembaga pendidikan formal
maupun antarlembaga pendidikan nonformal, yang pada dasarnya dibentuk
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pengguna jasa.
8.
Aliansi Strategi (Strategic Alliance)
Hal
ini merupakan bentuk kerjasama antar beberapa lembaga pendidikan untuk tujuan
yang bersifat umum dan jangka panjang. Misalnya aliansi antar situasi bagi
lembaga-lembaga pendidikan swasta atau perguruan tinggi swasta untuk jurusan
tenaga kependidikan baik sekolah tinggi keguruan maupun fakultas
Keguruan.
D. Teknologi
informasi sebagai aset utama Lembaga Pendidikan dalam jangka panjang
Kecepatan
perkembangan teknologi informasi sangan tinggi sehingga sangat sulit bagi
lembaga pendidikan untuk menyususn strategi mempertahankan eksistensisnya dalam
jangka panjang, ada tiga kunci utama yang mendudkung teknologi informasi untuk
di jadikan asset lembaga pendidikan dalam jangka panjang, yaitu sebagai berikut
:
1.
Sumber Daya Manusia
Yang
di maksud sumber daya Manusia adalah staf penanggung jawab perencanaan dan
pengembangan teknologi informasi pada sebuah lembaga pendidikan, faktor SDM
yang menjadi staf pengembangan teknologi informasi pada lembaga pendidikan
harus memiliki tiga dimensi berikut:
a.
Keahlian tekhnik sumber daya manusia sangat di butuhkan dalam dunia pendidikan,
mengingat cepatnya perkembangan teknologi informasi yang terjadi, keahlian
teknik di miliki seorang staf teknologi informasi terutama untuk selalu
mempelajari hal-hal baru.
b.
Pengetahuan mengenai dunia pendidikan biasanya di peroleh dari hasil interaksi
antar SDM yang terlibat dalam dunia pendidikan, dan mengetahui proses
operasional lembaga pendidikan yang menggunakan bantuan tekonlogi informasi
serta kemungkinan untuk meningkatkan nilai tambah bagi lembaga pedidikan
tersebut.
c.
Orientasi pada pemecahan masalah. Hal ini tidak terbatas pada karakteristik SDM
secara tradisional yang hanya terpaku pada tugas-tugas rutin, akan tetapi SDM
yang di butuhkan cenderung merupakan kumpulan orang yang selalu berpikir
keritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang terjadi pada lembaga
pendidikan.
2.
Teknologi
Seluruh
infrastruktur teknologi informasi, ermasuk perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software)di pergunakan secara bersama-masa dalam
proses operasional lembaga pendidikan karena merupakan tulang punggung
terciptanya sistem terintegrasi, dengan biaya relatif terjangkau, untuk biaya
oprasional, pengembangan, maupun biaya pemeliharaan, dalam jangka pendek,
menengah, maupun jangka panjang lembaga pendidikan harus mengembangkan
infrastrukturnya, pada akhirnya, sistem informasi yang di hasilkan akan
memiliki potensi yang dapat di percaya (Reliable), akurat (accurate),
dan konsisten(consistent) akan dijadikan panduan pengembangan
teknologi informasi yang di bangun sejalan dengan strategi pengembangan lembaga
pendidikan.
3.
Relasi
Yang
dimaksud dalam hal ini adalah hubungan teknologi informasi dengan pihak
manajemen lembaga pendidikan sebagai pengambil keputusan (decision
maker). Menjalin suatu relasi berarti membagi resiko dan tanggung jawab.
Dalam mewujudkan relasi ini harus didukung oleh pimpinan tertinggi dari lembaga
pendidikan sehingga akan bertanggung jawab pada aplikasi teknologi informasi
yang beriorentasi terhadap proses bukan berdasarkan fungsi organisasi. Di
samping itu pimpinan tertinggi lembaga pendidikan di harapkan mampu memutuskan
skala prioritas pengembangan dan implementasi dari teknologi informasi
berdasarkan skala kepentingan lembaga pendidikan, serta harus dituangkan dalam
cetak biru(blueprint) panduan perencanaan dan pengembangan sistem
informasi manajemen pendidikan.
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
paparan sebelumnya tentang bagaimana teknologi informasi untuk keunggulan
bersaing lembaga pendidikan Islam, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Era
baru dalam sistem informasi manajemen pendidikan diperlukannya reformasi
pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
pengembangan dunia pendidian. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia
pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat di aplikasikan
sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara
signifikan
2. Teknologi
informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efesiensi aktifitas
oprasional lembaga pendidikan, memiliki perangkat teknologi informasi yang
dapat mendorong keunggulan lembaga pendidikan yang merupakan salah satu
senjata pesaing.
3. Menciptakan
keunggulan bersaing lembaga pendidikan dengan membentukan jaringan komunikasi
antar lembaga pendidikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas, yaitu
melalui jaringan internet, internal dan ekternal.
4. Tiga
kunci utama yang mendudkung teknologi informasi untuk dijadikan aset lembaga
pendidikan dalam jangka panjang yaitu sumber daya manusia, teknologi dan
relasi.
B. Implikasi
Lembaga
pendidikan dengan berbagai aset yang dimilikinya memiliki peluang untuk
memberikan layanan pendidikan yang lebih komprehensif jika mampu bersaing dalam
sistem informasi manajemen pendidikan.
C. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.sekian dari penulis.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA
B.
Davis, Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Cet.
IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1998.
Muslim
Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme
Guru,Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2010.
Nata,
Abuddin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, Cet. 4; Jakarta: Media Grafika,2010.
Uno B,
Hamzah. dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Suhertian
Piet A, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet.
I;Bandung: Alfabeta, 2011.
W.
Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja , Cet. XIII; Jakarta: Raja
Grafindo, 2010.
Zilkifli
Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001.
[2] Gordon
B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Cet. IX;
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo,
1998), h. xiii.
[3] Zilkifli
Amsyah, Manajemen Sistem Informasi,(Cet.III; Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), h. 289.
[5] Hamzah
B. Uno dan Nina Lamatenggo, TeknologiKomunikasi dan Informasi
Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 106.
No comments:
Post a Comment